Tengsoe Tjahjono
Samudera
Diri manusia adalah samudra
dalam dan luas
malaekat dan setan membunyikan
genderang perang
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental kepantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
Karya : Tengsoe Tjahjono
Analisa :
A. Tema
Tema yang terkandung dalam puisi yang berjudul Samudra ini adalah tema kemanusiaan. Penulis berpendapat bahwa yang diceritakan penyair dalam puisi tersebut adalah tentang luasnya jiwa manusia yang disimbolkan oleh samudra, “diri manusia adalah samudra dalam dan luas” tetapi walau demikian jiwa manusia yang luas tersebut tidak luput dari godaan setan “malaikat dan setan membunyikan gendering perang”, hal ini adalah sebuah kode aksian tentang bagai mana gejolak yang terjadi dalam jiwa manusia, konflik batin yang ditimbulkan oleh bisikan setan dan malakat. Terkadang jiwa manusia menang sebab bisikan malaikat lebih kuat jika dibandingkan dengan bisikan setan tetapi terkadang sebaliknya.
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental kepantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
B. Perasaan (feeling)
Puisi ini menggambarkan pemahaman penyair terhadap situasi jiwa manusia, pandangan penyair terhadap bisikan-bisikan hati manusia yang mempengaruhi prilaku manusia. Penyair memahami bagaimana setan dan malaikat mempengaruhi jiwa manusia. Malaikat mempengaruhi manusia agar selalu ada di jalan-Nya, sedangkan setan menjerumuskan manusia agar ingkar terhadap firman-Nya. Kadang jiwa manusia mampu mengusir segala bisikan setan yang dapat menjerumuskannya tetapi terkadang manusia malah mengikuti hawa nafsunya, ketika itulah setan merasa menang.
C. Nada dan Suasana
Nada yang terlihat dalam puisi di atas adalah bahwa penyair berlaku sebagai seorang teman pembaca yang bercerita tentang keadaan jiwanya atau jiwa pembaca, bahkan seluruh jiwa umat manusia. Penyair tidak berlaku sebagai seorang guru, bahkan penyair seolah tidak leluasa dalam membagi pengalamannya. Hal terlihat dalam: “satu kalah…satu menang”, penulis berpendapat bahwa penyair sebenarnya ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya manusia lebih sering menuruti kehendak setan dari pada kehendak malaikat.
Suasana yang ditimbulkan setelah membaca puisi tersebut adalah bahwa kita harus mengetahui bahwa dalam menjalani kehidupan tidaklah semudah yang sering kita bayangkan. Pembaca seharusnya menyadari bahwa dalam mengarungi kehidupan
D. Pesan (Amanat)
Pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah bahwa dalam diri manusia terdapat jiwa yang teramat luas sehingga diperlukan kontrol. Sejak jaman Adam sampai saat ini setan selalu datang membisikan ke dalam dada manusia agar ingkar dari jalan-Nya, oleh sebab itu, manusia memerlukan kendali untuk melawan bisikan tersebut.
satu kalah
satu menang
Potongan bait ini menjelaskan keadaan jiwa manusia, kadangkala manusia mampu melawan bisikan setan tersebut, dan terkadang pula sebaliknya, manusia terjerumus oleh bisikan setan. Sekali lagi manusia memerlukan sebuah benteng untuk melawan bisikan setan tersebut. Satu-satunya jalan untuk melawan bisikan setan adalah dengan memegang erat ajaran agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar